http://601341.annawisefintch.tech/index.php/JMKM/issue/feedJURNAL MUTIARA KESEHATAN MASYARAKAT2024-08-15T08:10:43+00:00Hana Ike Dameria Purba[email protected]Open Journal Systems<p style="text-align: justify;">Jurnal Mutiara Kesehatan Masyarakat merupakan jurnal yang dipublikasikan oleh Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Sari Mutiara Indonesia sejak 8 Juni 2016 dengan SK no. 0005.25278185/JI.3.1/SK.ISSN/2016.06. Jurnal Mutiara Kesehatan Masyarakat dipublikasikan dua kali dalam setahun yakni di bulan Juni dan Desember.</p> <p style="text-align: justify;"><strong>ISSN: 2527-8185 (media online).</strong></p>http://601341.annawisefintch.tech/index.php/JMKM/article/view/4954GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN REMAJA PUTRI DALAM MENGHADAPI MENARCHE DI SD SARASWATI TABANAN2024-06-21T02:31:14+00:00Desak Made Firsia Sastra Putri[email protected]Desak Gede Yenny Apriani[email protected]I Gede Nyoman Ardi Supartha[email protected]<p>Perjalanan unik menuju masa remaja ditandai dengan perubahan pada status kesehatan baik fisik, emosional, dan mental seseorang. Remaja putri, biasanya berusia antara 10 sampai 16 tahun mengalami transisi kehidupan yang signifikan ketika mereka mengalami menstruasi pertama, yang juga dikenal sebagai <em>menarche</em>. Remaja putri biasanya mengungkapkan ketidakpuasan mereka dengan mulai timbulnya perasaan cemas dan takut dalam menghadapi <em>menarche.</em> Timbulnya rasa kecemasan selama <em>menarche</em> dapat dikaitkan dengan kurangnya pemahaman dan informasi tentang mengelola perasaan tersebut. Adapun tujuan penelitian ini untuk melihat bagaimana siswi SD Saraswati Tabanan menggambarkan tingkat kecemasan dalam menghadapi <em>menarche</em>. Desain yang digunakan adalah deskriptif kuantitif. Pemilihan sampel dengan teknik Purposive Sampling sebanyak lima puluh delapan siswi kelas lima dari SD Saraswati Tabanan yang menjadi subjek dalam penelitian ini. Didapatkan hasil bahwa siswi di SD Saraswati Tabanan mengalami kecemasan kategori yang sedang dalam menghadapi <em>menarche</em>. Dalam menghadapi <em>menarche</em> siswi di SD Saraswati Tabanan merasakan tingkat kecemasan yang sedang. Diharapkan pada penelitan selanjutnya akan menggunakan desain penelitian lain serta sampel yang lebih banyak, sehingga hasil akan lebih representatif.</p>2024-06-24T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Desak Made Firsia Sastra Putri, Desak Gede Yenny Apriani, I Gede Nyoman Ardi Suparthahttp://601341.annawisefintch.tech/index.php/JMKM/article/view/4965EVALUASI IMPLEMENTASI KUNJUNGAN RUMAH PROGRAM INDONESIA SEHAT DENGAN PENDEKATAN KELUARGA DI KOTA TANGERANG SELATAN2024-06-21T02:29:07+00:00Rima Prihatni[email protected]Sutanto Priyo Hastono[email protected]<p>Penyakit Tidak Menular (PTM) adalah penyebab kematian tertinggi di dunia, termasuk di Indonesia. Untuk mencegah peningkatan PTM, Kementerian Kesehatan mencanangkan Program Indonesia Sehat-Pendekatan Keluarga (PIS-PK) guna memastikan basis data kesehatan yang valid. Kota Tangerang Selatan, sebuah daerah urban di Banten, memiliki kunjungan PIS-PK yang rendah. Penelitian ini bertujuan mengkaji implementasi kunjungan rumah PIS-PK di Puskesmas wilayah Kota Tangerang Selatan untuk mengidentifikasi hambatan dan tantangan dalam pengembangan layanan Puskesmas. Puskesmas X dipilih karena capaian kunjungan PIS-PK yang rendah. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain Rapid Assessment Procedure (RAP). Wawancara mendalam dilakukan terhadap koordinator PIS-PK Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan, Kepala Puskesmas X, serta staf puskesmas termasuk penanggung jawab PIS-PK dan petugas lapangan. Implementasi kunjungan rumah PIS-PK di Puskesmas X belum optimal, sehingga target tidak tercapai. Beberapa kendala yang ditemukan meliputi: komunikasi berjenjang dari Dinas Kesehatan ke Puskesmas yang belum optimal, kurangnya waktu khusus untuk sosialisasi program, serta masyarakat yang tidak bersedia dikunjungi. Konsistensi data juga masih kurang karena informasi yang diterima dari berbagai sumber berbeda. Sumber daya manusia dengan keterampilan penginputan data dan pelatihan kunjungan rumah juga masih kurang. Meskipun pedoman PIS-PK ada, sosialisasinya belum rutin, sehingga pelaksanaan belum sesuai SOP. Namun, fasilitas untuk implementasi kunjungan rumah sudah mencukupi. Pelaksanaan PIS-PK di Kota Tangerang Selatan telah berjalan sesuai arahan Kementerian Kesehatan namun menghadapi berbagai kendala. Diperlukan perbaikan komunikasi, peningkatan sosialisasi dan pelatihan rutin, serta penambahan sumber daya manusia terampil untuk mengoptimalkan program ini.</p>2024-06-24T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Rima Prihatni, Sutanto Priyo Hastonohttp://601341.annawisefintch.tech/index.php/JMKM/article/view/4999FAKTOR-FAKTOR DALAM PENCEGAHAN HIV/AIDS PADA REMAJA DI KABUPATEN PATI2024-06-03T07:40:22+00:00Ervi Rachma Dewi[email protected]David Laksamana Caesar[email protected]Eny Pujiati[email protected]<p>AIDS merupakan kumpulan gejala yang muncul akibat menurunya kekebalan tubuh, yang disebabkan oleh infeksi HIV. Akibat turunnya kekebalan tubuh tersebut, maka seseorang akan rentan terinfeksi berbagai penyakit. Menurut data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Pati pada tahun 2022 kasus HIV/AIDS ditemukan sebanyak 221 kasus. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pengetahuan, sikap, dan praktik pada remaja tentang pencegahan penyakit HIV/AIDS. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif analitik dengan populasi sampel dalam penelitian ini adalah siswa MA Negeri 02 Pati berjumlah 91 siswa yang diambil menggunakan teknik random sampling. Instrument penelitian berupa kuesioner niat, pengetahuan, dan sikap serta dukungan keluarga. Data hasil penelitian dianalisis menggunakan analisis deskriptif untuk mengetahui frekuensi dan prosentase setiap variabel. Hasil penelitian pada 91 siswa di MA Negeri 02 Kabupaten Pati menunjukan, siswa yang memiliki niat positif melakukan pencegahan HIV/AIDS sejumlah 63,8%, pengetahuan responden dengan kategori baik berjumlah 64,8%, dan yang memiliki sikap dengan kategori baik berjumlah 51,6%, dan yang mendapat dukungan keluarga dalam pencegahan HIV/AIDS sejumlah 76,1%. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa remaja di MA Negeri 02 Kabupaten Pati mempunyai niat, pengetahuan, dan sikap serta dukungan keluarga dengan kategori baik dalam melakukan pencegahan penyakit HIV/AIDS.</p>2024-06-24T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Ervi Rachma Dewihttp://601341.annawisefintch.tech/index.php/JMKM/article/view/5140HYGIENE SANITASI DAN PENGETAHUAN SISWA SD TENTANG SANITASI MAKANAN JAJANAN2024-07-31T04:42:23+00:00Darwita Juniwati Barus[email protected]Henny Arwina Bangun [email protected]Evarina Sembiring [email protected]Sartana P[email protected]<p>Makanan jajanan sekolah dapat membahayakan kesehatan, jadi orang tua, pendidik, dan pengelola sekolah harus memperhatikan masalah ini. Mengkonsumsi makanan yang tidak sehat dapat menyebabkan diare, masalah pencernaan anak. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengetahuan siswa tentang higienis dan sanitasi makanan jajanan. Studi ini adalah kuantitatif. Di lokasi penelitian adalah SD Negeri 026147 Tunggurono Kecamatan Binjai Timur. Penelitian ini melibatkan 276 subjek, dan 54 sampel dikumpulkan. Tabel distribusi frekuensi digunakan untuk menunjukkan deskripsi analisis data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebersihan pedagang di SD Negeri 026147 Tunggurono Kecamatan Binjai Timur sebanyak 50,0% memenuhi syarat untuk kebersihan makanan dan jajanan, sedangkan yang tidak memenuhi syarat sebanyak 50,0%. Pengetahuan siswa tentang makanan jajanan di SD Negeri 026147 Tunggurono rata-rata cukup (48,1%), dan minoritas cukup (13,0%). Jumlah responden yang kurang berpengetahuan adalah 38,9 persen. Disarankan kepada guru-guru yang ada di SD Negeri 026147 Tunggurono Kecamatan Binjai Timur untuk memberikan informasi tentang makanan jajanan sehat selama proses belajar mengajar, seperti dalam mata pelajaran pendidikan jasmani dan kesehatan (Penjaskes), IPA, IPS, dan sebagainya.</p>2024-06-24T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Darwita Juniwati Barus, Henny Arwina Bangun , Evarina Sembiring , Sartana Phttp://601341.annawisefintch.tech/index.php/JMKM/article/view/5141HUBUNGAN BEBAN KERJA FISIK DENGAN KELELAHAN KERJA (Studi kasus: Pekerja Produksi di PT. Petrokimia Kayaku)2024-08-05T03:26:07+00:00Ardillia Pramesti Septiya Anjar Sari[email protected]Zufra Inayah[email protected]<p>Kelelahan kerja dapat menurunkan performa sebagai reaksi tubuh terhadap aktivitas selama jam kerja, terutama jika melebihi 8 jam maka tubuh berisiko kelelahan. Beban kerja sebagai sebuah aspek utama yang menyebabkan kelelahan kerja, maka persoalan ini perlu diselaraskan atas keahlian pekerja guna mencegah cacat atau penyakit. Tujuan penelitian ini menganalisis kaitan antar beban kerja fisik serta kelelahan kerja terhadap pekerja di sektor <em>packing</em> dalam proses produksi di PT. Petrokimia Kayaku. Pengkajian ini bermetode observasional analitik secara berdesain <em>cross-sectional</em>, serta strategi pengukuranya memakai <em>Cardiovascular Load</em> (%CVL) melalui alat <em>pulse oximeter</em>, sedangkan kelelahan kerja dengan instrumen kuesioner <em>Industrial Fatigue Research Committee</em> (IFRC). Populasi penelitian melibatkan pekerja di bagian <em>packing</em> dalam proses produksi di PT. Petrokimia Kayaku, dengan sampel sebanyak 80 pekerja keseluruhan usia yang dipilih menggunakan teknik <em>purposive</em> sampling kuota terkendali. Hasil penelitian perolehan pengujian statistik <em>Spearman</em> bernilai p=0,000 serta koefisien korelasi (r) sejumlah 0,628. Kesimpualan penelitian ada kaitan signifikan antar beban kerja fisik pada kelelahan kerja terhadap pekerja di bagian <em>packing</em> diproses produksi di PT. Petrokimia Kayaku. Saran perbaikan yang diberikan dilakukan evaluasi guna menyelaraskan beban kerja pada keahlian sumber daya manusia, serta menerapkan rotasi pekerja atau menyediakan poster untuk mengurangi kelelahan kerja.</p>2024-06-24T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Ardillia Pramesti Septiya Anjar Sari, Zufra Inayahhttp://601341.annawisefintch.tech/index.php/JMKM/article/view/5220PENGALAMAN RELAWAN PERAWAT KREKI DALAM INOVASI SISTEM PENANGGULANGAN GAWAT DARURAT TERPADU (SPGDT) DI KOTA MEDAN TAHUN 20242024-08-15T08:10:43+00:00Johansen Hutajulu[email protected]Yunida Turisna Octavia[email protected]Tanti Y. Ompusunggu[email protected]<p>Komunitas Relawan Emergensi Kesehatan Indonesia (KREKI) merupakan komunitas relawan tanggap darurat kesehatan berbasis teknologi informasi. Tujuan KREKI adalah membantu program Sistem Tanggap Darurat Terpadu (SPGDT) dalam meningkatkan kualitas dan kecepatan pertolongan pertama bagi masyarakat dan orang terdekat dalam keadaan darurat dengan menggunakan aplikasi IT. Anggota KREKI meliputi tenaga kesehatan dan masyarakat umum (individu dan komunitas) yang peduli terhadap keadaan darurat kesehatan. KREKI didirikan di Jakarta, Indonesia, pada tanggal 5 Desember 2018, bertepatan dengan Hari Relawan Sedunia. KREKI dirancang untuk bekerja dengan program Sistem Tanggap Darurat Terpadu (SPGDT) untuk mempercepat dan meningkatkan pertolongan pertama darurat. Dalam situasi darurat, faktor yang paling penting adalah waktu. Kecelakaan, penyakit akibat gaya hidup tidak sehat, dan bencana alam merupakan contoh situasi darurat yang dapat ditangani oleh KREKI. Keadaan tersebut dapat terjadi pada siapa saja, kapan saja, dan di mana saja. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif eksploratif dengan pendekatan studi kasus. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perawat relawan yang termasuk kedalam komunitas KREKI di Kota Medan yaitu sebanyak 22 orang dan jumlah Perawat sebanyak 6 orang. Berdasarkan hasil uji Nvivo 12 Plus di dapatkan 4 tema yaitu penggunaan aplikasi kreki, pelaksanaan kreki, program dan pengembangan kreki dan sistem spgdt. Tema pertama memiliki 3 subtema, tema kedua memiliki 3 subtema, tema ketiga memiliki 3 subtema dan tema ke empat memiliki 2 subtema. Saran dapat mengembangkan riset keperawatan dimana data yang di temukan dalam penelitian ini dapat di gunakan sebagai masukan untuk penelitian selanjutnya.</p>2024-06-24T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Johansen Hutajulu, Yunida Turisna Octavia, Tanti Y. Ompusungguhttp://601341.annawisefintch.tech/index.php/JMKM/article/view/5121HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN ANAK DENGAN TINDAKAN EKSTRAKSI GIGI DI PUSKESMAS BATOH BANDA ACEH2024-07-29T04:51:58+00:00Cut Ratna Keumala[email protected]Wildatus Siva[email protected]<p>Kecemasan anak atas ekstraksi gigi menyebabkan anak tidak kooperatif sehingga menunda ekstraksi gigi yang dapat mengurangi efesien, efektifitas pelayanan kesehatan gigi. Observasi awal di Poli gigi Puskesmas Batoh, 10 anak yang melakukan tindakan ekstraksi gigi, berhasil 7 anak, tidak berhasil 3 anak, dari 10 anak yang mengalami tingkat kecemasan berat 6 anak, kecemasan sedang 2 anak, kecemasan ringan 2 anak. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan tingkat kecemasan pasien anak dengan tindakan ekstraksi gigi di Poli gigi Puskesmas Batoh Banda Aceh. Metode penelitian bersifat deskriptif, dilaksanakan padafebruari 2024 dengan observasi analitik menggunakan lembar check list Facial Image Scale.Sampel menggunakan <em>accidental sampling</em> yaitu 30 anak. Hasil penelitian memperlihatka kategori sangat tidak cemas berhasil 1 anak (3,3%). Kategori tidak cemas berhasil 1 anak (3,3%). Kategori kecemasan ringan berhasil 4 anak (13,3%). Kategori kecemasan sedang berhasil 7 anak (23,3%). Kategori kecemasan berat berhasil 4 anak (23,5%) tidak berhasil 13 anak (43,3%). Kesimpulan Ada hubungan tingkat kecemasan pasien anak dengan tindakan ekstraksi gigi di Puskesmas Batoh, nilai p-value 0,002 (p<0,05). Dianjurkan Kepada orang tua dan tenaga kesehatan dapat memberi edukasi, memotivasi anak saat melakukan pencabutan gigi.</p>2024-06-24T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Cut Ratna Keumala, Wildatus Siva